Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tugas 3 Jurnal Skripsi


JURNAL ILMIAH RANGGAGADING

Volume 7 No. 1, April 2007 : 14 - 18


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN PEMBAYARAN PIUTANG SEBAGAI ALAT KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT

Studi kasus pada PT. JSK

Oleh :

Hastoni* dan Suhendra

*Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor


ABSTRACT

As for target is why done/conducted by this research is to measure and know role of sale accounting information system and acceptance of payment of receivable a company conducting activity of sale of yielded goods. Result of research to show that Company have applied accounting information system good enoughly in activity of sale and acceptance of payment of its receivable. Is can be seen from execution of procedure of activity of product selling. For the procedure of giving of credit, the company have determined of giving of policy of credit of its customer/ client type the adapted for the amount of sale as well as its storey;level of him. Information of sales department also assist in determining policy of company credit to customer/ client.
Result of evaluation in this research of company the show that in accounting information system there are duplication of function in compared of sale procedure. The mentioned seen from accounting function which double also as credit function so that in is internal of control assessed is unfavourable. Besides in execution of credit to [customer/ client] of company still disregard because reason to take care of potency of customers. For that company require to pay attention the things because with existence of good system development and repair of company can assess customer/ client and give credit as according to customer/ client criterion.

Keywords : accounting information system, credit




PENDAHULUAN

Pada perusahaan yang menjual barang atau jasa tentu tidak terlepas dengan bagian penjualan. Penjualan terbagi menjadi dua berdasarkan bentuknya yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai adalah penjualan atas barang dagangan atau jasa yang dilakukan oleh penjual kepada konsumen atau pembeli yang pembayarannya dilakukan secara tunai atau cash. Sedangkan penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan atau jasa yang pembayarannya dilakukan dengan memakai jangka waktu atau batas waktu yang




disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli.

Penjualan yang bersifat kredit tentu tidak lepas dari adanya buku pembantu piutang. Piutang timbul karena adanya penjualan kredit atas barang yang dijual oleh perusahaan. Bagi kebanyakan perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar yang besar bagi perusahaan. Piutang merupakan kas yang tertunda yang penerimaannya ditentukan oleh waktu oleh karena ada semacam risiko yang mungkin akan terjadi yaitu, tidak tertagihnya piutang tepat


Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 1, April 2007



pada waktunya atau bahkan kerugian yang diakibatkan konsumen yang gagal bayar.

Untuk itu bila perusahaan kurang melakukan pengendalian pada piutang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar berupa piutang tak tertagih. Untuk itu perusahaan perlu sekali melakukan survei atau penilaian terhadap para calon pembeli, hal ini berkaitan dengan jumlah piutang yang mungkin akan tidak dapat ditagih.

Pemberian kredit atas penjualan kredit pada debitur harus dapat diberikan perhatian yang baik, karena berkaitan erat dengan bagian penjualan dan penerimaan piutang. Sebelum kredit diberikan kepada konsumen, perusahaan biasanya menerapkan sistem prosedur yang biasanya disebut 5 C (Character, Capital, Capacity, Conditions, Colleteral.) dalam penilaian konsumen. Dan melakukan penilaian melalui analisis umur piutang. Hal tersebut dilakukan semata-mata sebagai pengendalian terhadap piutang. Dengan prosedur kebijakan kredit dan penagihan yang baik tentu saja akan dapat memberikan keamanan bagi perusahaan dalam melakukan penjualan. Dengan demikian pengambilan keputusan pemberian kredit mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan ini berarti membuat pengelolaan manajemen dan akuntansi untuk piutang menjadi bagian tugas yang penting. Adapun berbagai pertimbangan pokok dalam akuntansi untuk piutang selalu melibatkan pengakuan, penggolongan, penilaian, dan pelaporan, serta pemilihan calon pembeli/debitur.

Peranan pemberian kredit kepada debitur sangat memberikan pengaruh yang signifikan karena dengan adanya pemberian kredit diharapkan akan meningkatkan penjualan. Pengambilan keputusan yang tepat terhadap pemberian kredit akan dapat memberikan gambaran bahwa perusahaan sangat teliti dalam mencari customer atau kriteria para calon pembeli. Perusahaan yang kompeten harus menetapkan bagaimana memilih calon pembeli yang tepat dan prosedur apa yang harus ditempuh, agar dikemudian hari perusahaan tidak menderita kerugian yang besar.

Ketepatan pengambilan keputusan akan menjadikan suatu gambaran yang baik karena penilaian terhadap perusahaan terhadap penjualan kredit mempengaruhi seberapa besar



bagian penjualan menentukan pelanggan yang diberikan kredit. Informasi terhadap calon pembeli akan dapat membantu bagi pihak pemasaran dalam hal ini bagian manajer pemasaran untuk dapat menentukan penjualan, menentukan pemberian kredit, dapat menentukan keuntungan, dan lain-lain. Pengambilan keputusan pemberian kredit yang tepat diharapkan dapat mengurangi kerugian yang diderita perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu kontrol atau pengawasan terhadap kebijakan pemberian kredit, berserta persyaratan-persyaratan kredit.

Struktur sistem dan prosedur penjualan mencakup semua kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen guna pengedalian terhadap penjulanan dalam hal ini penjualan kredit perusahaan. Dukungan sistem dan prosedur yang baik diharapkan pemberian kredit kepada konsumen dapat secara tepat diberikan.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang benar-benar berguna untuk pihak perusahaan.

Dalam melakukan penelitian yang dilakukan dalam metode penelitiannya ada beberapa prosedur yang harus dimengerti antara lain :
1.    Desain Penelitian

Dalam desain penelitian mencoba menjelaskan tentang jenis, metode dan teknik penelitian, dan harus mengetahui jenis, metode dan teknik penelitiannya sehingga dapat mengetahui jenis penelitian yang dilakukan.
2.    Operasional Variabel.

Operasional  variabel  merupakan  suatu

cara yang dilakukan dalam mengukur variabel-variabel yang mendukung penelitian, maksudnya agar varibel tersebut memberikan suatu penilaian atau memiliki nilai pengaruh dari penelitian yang dilakukan. Prosedur ini terkait mengenai variabel, indikator, dan ukurannya.

15


HASTONI dan SUHENDRA, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan



3.     Prosedur pengumpulan data

Prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan data dapat dicari dari beberapa sumber-sumber, baik dengan sumber primer, sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Atau dapat juga dari sumber sekunder; sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.

Dari asumsi tersebut dapat ditentukan bahwa bentuk penelitian adalah jenis atau bentuk pengembangan deskriptif, dengan metode penelitian deskriptif survei.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Pembayaran Piutang sebagai Suatu Alat dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit pada PT. JSK

Dalam membantu pengambilan keputusan manajemen dalam pemberian kredit, diperlukan informasi yang berkaitan dengan data pelanggan perusahaan. Hal tersebut sangat mempengaruhi hasil keputusan yang akan diambil. Adapun informasi-informasi yang erat hubungannya dalam hal pengurusan pemberian kredit antara lain:

1.     Data informasi penjualan kepada pelanggan.

Informasi ini menjelaskan spesifikasi dan keterangan-keterangan mengenai jumlah barang yang dipesan oleh customer, harga produk, syarat pembayaran. Dengan demikian akan terlihat bahwa pelanggan itu merupakan pelanggan lama atau pelanggan baru.
2.     Daftar umur piutang.

Dalam daftar umur piutang pihak yang dipegang oleh direktur akan melihat acuan atau dasar jangka waktu pembayaran dari customer (sejarah kredit dari masing-masing pelanggan).



Dengan data yang konkret dari bagian penjualan diharapkan akan dapat membantu pihak lain. Untuk menunjang informasi yang baik dibentuklah suatu sistem dan prosedur yang pada akhirnya dipakai oleh perusahaan guna mengatur dan mengendalikan kegiatan perusahaan khususnya untuk bagian penjualan. Dengan demikian sistem informasi akuntansi penjualan perusahaan dapat membantu kegiatan-kegiatan di bagian penjualan contohnya fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi kredit yang bertugas menentukan dan menilai kredit dari pelanggan apakah dapat diterima atau tidak.

PT. JSK memiliki sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan dalam setiap kegiatan penjualan yang terjadi, dalam sistem penjualan tersebut terdapat beberapa bagian yang memiliki kewenangan ganda. Ini terlihat dari fungsi yang terkait dalam flowchart penjualan dimana tidak teradapat fungsi kredit yang terpisah yang memiliki kewenangan dalam menentukan pemberian kredit, dengan kata lain fungsi akuntansi menilai kredit dari pelanggan. Jadi dapat dikatakan sistem akuntansi penjualan dalam perusahaan tidak memiliki pengendalian interen yang memadai untuk mendukung kegiatan perusahaan. Pada dasarnya dalam kegiatan penjualan perusahaan seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa bagian penjualan juga diberi wewenang untuk menentukan pemberian kredit untuk pelanggan, namun jika penjualan tersebut diatas Rp. 500.000.000 bagian penjualan harus memberikan kewenangannya kepada bagian direksi (accounting).
Kebijakan kredit dalam perusahaan diberikan berdasarkan tingkat intensitas pembelian kepada perusahaan, serta bonafiditasnya (apakah pelanggan adalah perusahaan yang dikenal publik, contohnya Nestle). Kredit yang diberikan perusahaan berupa jangka waktu pelunasan terhadap produk yang dibeli oleh pelanggan dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian (Contohnya uang muka yang perlu dibayar pelanggan). Untuk melihat pembagian kredit diatas dapat dilihat dalam tabel 1.




Tabel 1.
Jenis Pemberian Kredit Perusahaan kepada Pelanggan PT. JSK

16


Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 1, April 2007


Jenis Pelanggan
Penerimaan uang
Jangka waktu


muka ( % )
pelunasan




1.
Customer baru, agen, perantara dan
50 %
Pada saat barang


bukan perusahaan besar / bonafid
di terima.




2.
Customer baru, agen, dan perantara
30-50 %
1 minggu setelah


dengan skala perusahaan cukup bonfid
barang diterima




3.
Customer baru dan merupakan
Uang muka bisa
2 minggu sampai


perusahaan besar (bonafid)
diabaikan
1 bulan.

4.
Customer lama dan tidak bonafid
Tanpa uang
2 minggu setelah

muka
barang diterima.




5.
Customer lama dan perusahaan bonafid
Perusahaan akan memberikan kebijakan

khusus sesuai dengan keinginan pelanggan.







Penggambaran akan tabel diatas dijelaskan sebagai berikut:

Bank Mandiri sebagai pelanggan lama dengan tingkat perusahaan bonafid, dengan PT. Medco sebagai pelangan baru dengan tingkat perusahaan bukan perusahaan bonafid, maka kebijakan kredit yang bisa diberikan perusahaan :

1.     Bank Mandiri akan mendapatkan kebijakan kredit untuk jenis nomor 5, dimana perusahaan akan memberikan kebijakan khusus atau menentukan waktu pembayaran tagihan terhadap piutangnya.

2.     PT. Medco karena merupakan pelanggan

baru atau belum lama, maka perusahaan akan memberikan jenis kredit 1. Kebijakan pemberian kredit yang tepat

akan bermanfaat dalam meminimalisasikan cadangan piutang ragu-ragu. Hal tersebut diharapkan memberikan dampak yang positif baik bagi pihak perusahaan dan pelanggan seperti peningkatan jumlah penjualan produk pesanan, penambahan pelanggan, dan menambah daya saing. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi kredit menjadi satu dengan fungsi akuntansi sehingga perusahaan kurang memperhatikan kredit yang diajukan atau diminta oleh pelanggan. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi dituntut agar lebih akurat dalam memberikan informasi, melakukan perubahaan dalam sistem dan prosedur, baik dalam pengolahan data sampai pada proses dan penyimpanan laporannya, khususnya untuk sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. JSK, dimana harus ada fungsi yang ditambah baik personal maupun kelompok.



Adapun informasi yang diharapkan dapat diperoleh bagian kredit dari bagian marketing yaitu data umur piutang dan juga jumlah produk yang dijual, serta syarat penjualannya. Atas dasar tersebut maka pihak manajemen dalam hal ini fungsi kredit dalam perusahaan akan dapat menganalisis apakah kredit dari pelanggan dapat diterima atau tidak, namun pada dasarnya perusahaan selalu memberikan kredit terhadap penjualannya, ini disebabkan karena perusahaan bermaksud menjaga potensi pelanggan agar tidak lari ke perusahaan lain yang sejenis.
Langkah-langkah analisis yang dilakukan perusahaan terhadap penilaian kebijakan pemberian kredit yaitu; melihat data informasi penjualan pelanggan, menentukan jenis kelompok pelanggan, keputusan pemberian kredit. Dengan prosedur tersebut maka pihak manajemen akan menghasilkan pemberian kredit kepada pelanggan dengan tepat.

B.    Sistem Pengendalian intern perusahaan terhadap Proses penjualan.

Pengendalian intern dalam perusahaan yang mencakup sistem informasi akuntansi dinilai kurang dapat diandalkan, ini dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut ini :

1.     Dalam order pesanan pelanggan bagian penjualan memiliki otorisasi terhadap pemberian kredit pelanggan. Sehingga ini dinilai bahwa perusahaan tidak ada pemisahaan tugas dan tanggung jawab terhadap wewenang pemberian kredit.

2.    Tidak adanya pemisahan fungsi khususnya pada bagian kredit.



17


HASTONI dan SUHENDRA, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan



Fungsi kredit dalam perusahaan dipegang oleh bagian akuntansi dengan demikian bagian akuntansi memiliki tugas ganda. Dalam pengendalian intern yang baik kedua fungsi ini harus dipisahkan hal ini akan memberikan peningkatan dalam kinerja penjualan khususnya penjualan kredit dalam hal analisis pemberian kredit pelanggan.

3.     Penilaian pemberian kredit kepada pelanggan hanya berdasarkan bonafiditas dari pelanggan.

Penilaian pemberian kepada pelanggan harus bisa dilihat dari syarat kredit yaitu : 5 C (Character, Capital, Capacity, Conditions, Collateral). Pemberian kredit yang dinilai dalam perusahaan berdasarkan bonafiditasnya, ukuran tersebut mungkin belum tentu diketahui semua pihak.

Sehingga perusahaan memerlukan suatu ukuran yang dapat menjamin kredit pelanggan tersebut kalaupun bonafiditas tersebut tetap dipakai perusahaan harus menentukan ukuran-ukuran tertentu yang objektif.

4.     Belum terdapatnya konsekuensi terhadap kredit yang telah jatuh tempo.

Perusahaan belum dapat memberikan suatu pedoman dalam kredit yang telah jatuh tempo dalam prosedur kredit, karena selama ini perusahaan hanya melakukan konfirmasi saja terhadap kredit yang akan jatuh tempo kepada pelanggan dalam waktu seminggu sebelum kredit jatuh tempo. Untuk itu perusahaan harus

mencoba menentukan pedoman dalam kredit yang telah jatuh tempo, entah itu dikenakan dengan berdasarkan persentase. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan pengendalian intern perusahaan, khusunya untuk transaksi penjualan baik kredit maupun tunai. Dengan demikian akan memberikan sistem yang mendukung bagi proses pemberian kredit perusahaan kepada pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa peranan sistem informasi akuntansi penjualan
.





18



dan penerimaan pembayaran piutang terhadap keputusan pemberian kredit bagi pelanggan amatlah penting. Pihak manajemen kredit akan lebih mudah melakukan analisis dan mengambil keputusan pemberian kredit secara tepat. Sehingga jelas bahwa kedua variabel diatas saling berhubungan dan mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Howard F. Sattler. 2001. Diklat Mata Kuliah

Sistem  Informasi   Akuntansi.   STIE
Kesatuan Bogor. Bogor.

Wilkinson, Joseph W., Michael J. Curello, and

Wong  on  Wing.  2000.  Accounting

Information Systems: Essential Concept and

Application. 4TH  Edition. John Wiley and
Sons-Inc. New York.

Jugiyanto HM. 2001. Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur. Andi Offset. Yogyakart.
Longenecker, Justin G., Carlos, W. Modre.,
dan    J.   William   Petty.   2001.

Kewirausahaan  Manajemen  Usaha  Kecil.

Salemba Empat. Jakarta.

Kasmir.    2001.  Manajemen Perbankan . Raja
Grafindo Persada. Jakarta

Narko.   2004.  Sistem   Akuntansi.  Yayasan
Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Mcleod, Raymond Jr., George Sshell. 2001.

Management Information Systems. Prentice-

Hall Inc. NewJersey.

Simamora H. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan

Keputusan Bisnis. Jilid I. Salemba Empat.

Jakarta.

Sukrisno Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi ketiga. FEUI. Jakarta




Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Lestari Motorindo


Juliana Dwi Hikmawati (juliana_dwihikmawati@yahoo.co.id)
Rizal Effendi (Rizaleffendi31@yahoo.co.id)
Akuntansi S1
STIE MDP


Abstrak: Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Lestari Motorindo. Penelitian ini dilakukan pada CV. Lestari Motorindo Palembang selama tahun 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara terbuka dan hasil observasi langsung dengan melihat sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang berjalan. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa untuk sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas, perusahaan sudah memiliki unsur pengendalian intern yang baik. Walaupun masih ditemukan beberapa masalah, diantaranya masih terdapat perangkapan fungsi oleh A/R Control, belum adanya SOP & flow chart penerimaan kas secara tertulis, kas tidak langsung disetor ke bank, dan perusahaan belum memiliki auditor intern.

Kata kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan, Penerimaan Kas.

Abstract: The purpose of this research are to know and analyze information’s system of accounting for sales and cash receipt at CV. Lestari Motorindo. This research has been done during 2013. The data were collected by interview and direct observation by seeing informastion’s system of accounting for sales and cash receipt of this company. Data analysis that used is kualitatif. Based on the analysis known that the information’s system of accounting for sales and cash receipt at this company has been have well intern control. Altough there were many problem has found, that is still there double function by A/R Control, there are no SOP & cash receipt of flow chart written, petty cash didn’t deposited directly to bank, and the company hasn’t have intern auditor.

Key Words: Accounting of information system, sales, cash receipt.



1  PENDAHULUAN

Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan sangat memerlukan adanya sebuah informasi yang jelas dan relevan untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang dibutuhkan yaitu mengenai informasi akuntansi perusahaan yang dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Diana dan Setiawati (2011, h.4), mengatakan sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan.

Sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas merupakan





salah satu sub sistem informasi akuntansi yang menjelaskan bagaimana seharusnya prosedur dalam melakukan kegiatan penjualan dan penerimaan kas dari hasil penjualan, sehingga tindakan manipulasi terhadap penjualan dan penerimaan kas dapat dihindari.

Pada CV. Lestari Motorindo Palembang, ditemukan bahwa dalam praktiknya perusahaan ini memiliki beberapa kekurangan dalam penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas, yaitu:




Hal-1



1.    Pada sistem dan prosedur penjualan kredit tidak adanya pemisahan fungsi antara bagian penagihan dengan bagian piutang yang keduanya dilaksanakan oleh A/R Control. Jika ada pemisahan fungsi yang jelas, maka fungsi yang saling terkait bisa saling mengawasi sehingga pekerjaan menjadi lebih baik.

2.    Pada teorinya, daftar penerimaan kas harus dibuat sebanyak 4 lembar, namun

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi

Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Lestari Motorindo”.

2  LANDASAN TEORI

2.1       Pengertian Sistem

Hall (2009, h.6), sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

Pada dasarnya rangkaian unsur dalam suatu sistem meliputi:

Masukan

PROSES

Keluaran





Sumber: Mardi, 2011.

Gambar 2.1 Rangkaian Unsur Dalam
Sistem

2.2       Pengertian Informasi

Romney (2006, h.11), informasi adalah data yang telah diatur dan diproses memberikan arti. Menurut Krismiaji (2010, h.15), informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.

2.3         Pengertian Akuntansi

Reeve, dkk (2009, h.9), mengatakan secara umum, akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk



pada praktiknya tidak sama hanya 2 rangkap untuk pelanggan dan arsip bagian kasir.

3.    Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai tidak langsung disetorkan pada hari tersebut atau sehari setelahnya.

4.    Perusahaan belum memiliki internal auditor yang independen, akibatnya kesalahan pembukuan susah dideteksi.

para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

2.4        Sistem Informasi Akuntansi

Krismiaji (2010, h.4), sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Peran sistem informasi akuntansi secara umum adalah mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi dalam organisasi, membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis, memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. (Mardi, 2011, h.14)


2.5 SIA Penjualan

Menurut Diana dan Setiawati (2011, h. 98), proses bisnis dalam sebuah kegiatan penjualan antara lain meliputi :
1.    Konsumen memesan barang.

2.    Perusahaan mengirim barang yang dipesan ke konsumen.

3.    Perusahaan mengirim tagihan ke konsumen.

4.    Perusahaan menerima pelunasan kas dari konsumen.

Diana dan Setiawati (2011, h.112-113), resiko dalam siklus penjualan anatara lain meliputi:
1.    Menerima uang palsu dari pelanggan.

2.    Kasir menggelapkan kas yang diterima dari pelanggan.



Hal-2



3.    Perusahaan kehabisan stok, sehingga tidak bisa melayani pelanggan atau terlambat dalam melayani pelanggan, yang berakibat perusahaan beresiko kehilangan penjualan atau bahkan kehilangan pelanggan.

4.    Lalai mengirim barang pesanan ke konsumen.

5.    Mengirim produk yang tidak sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan (salah kirim produk).
6.    Salah kirim jumlah produk.

7.    Mengirim produk yang kualitasnya tidak bagus.
8.    Mengirim produk ke konsumen yang salah.

9.    Salah tagih pelanggan (bisa karena jumlah unit di faktur yang salah, atau karena jenis produk di faktur yang salah, atau bahkan tagihan dikirim ke alamat yang salah).

10. Lalai tidak menagih konsumen.

11. Data konsumen jatuh ke tangan pihak eksternal yang tidak dikehendaki (misalnya ketangan pesaing).

12. Kerusakan data. Data perusahaan bisa saja rusak karena virus, atau karena kerusakan hardware (missal hardisknya rusak).

13. Lapping. Kecurangan untuk mengambil uang yang diterima dari konsumen A, kemudian pada saat ada konsumen lain (missal konsumen B) yang membayar,

2.6 SIA Penerimaan Kas

Menurut Krismiaji (2010, h. 331), Departemen yang terlibat dalam kegiatan penerimaan kas adalah kasir, yaitu bagian yang berada dibawah departemen keuangan, yang bertugas menangani penerimaan kas dan penyetorannya ke bank, dan bagian piutnag dagang, yaitu bagian yang bearada dibawah manajer akuntansi dan bertugas untuk mencatat pelunasan piutang dari pelanggan. Pemisahan semacam ini cukup efektif memisahkan fungsi penjagaan dan pencatatan, sehingga mengurangi resiko pencurian kas. Karena kas dapat dicuri dengan mudah, maka kas tersebut perlu memperoleh perlindungan yang memadai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah tidak memberikan wewenang bagi bagian piutang/ penagihan untuk memiliki akses fisik terhadap kas atau cek.



3  METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder, yaitu dengan mendapatkan informasi mengenai sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas di CV. Lestari Motorindo. Informasi yang diperoleh melalui wawancara terbuka terhadap informan. Dan dari observasi dengan melihat sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang berjalan.

Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan melihat Standard Operating Procedure (SOP) penjualan tunai, kredit, dan penerimaan kas, dan dokumen yang digunakan dalam mengetahui dan menganalisis data sehingga dapat memberikan deskripsi atau informasi mengenai sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang digunakan di CV. Lestari Motorindo.

4.    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Gambaran Umum Objek Penelitian

CV. Lestari Motorindo merupakan sebuah perusahaan dagang yang kegiatan utamanya melakukan penjualan sepeda motor baru, pemeliharaan/servis serta penyediaan suku cadang khususnya merk Honda. Penjualan tersebut dilakukan secara tunai maupun kredit melalui leasing. Untuk penjualan kredit secara leasing ini dalam hal pendanaan perusahaan telah bekerja sama dengan FIF, WOM . OTO, MTF, ADIRA, HD dan MANDALA. Adapun jumlah karyawan yang dimiliki 45 orang.

Pada sistem penjualan perusahaan, fungsi penjualan telah dipisah dengan fungsi kas. Dimana fungsi Penjualan dilakukan oleh bagian sales. Mulai dari melakukan negosiasi sampai dengan closing dengan konsumen. Dan fungsi kas dipegang oleh bagian kasir.


Hal-3



Selain fungsi, salah satu pendukung dari kegiatan operasional perusahaan, khususnya untuk penjualan yaitu formulir yang digunakan. Adapun formulir yang terkait dalam prosedur penjualan pada CV. Lestari Motorindo terdiri dari surat pesanan, dan faktur penjualan.

1.    Surat Pesanan.

Surat yang diisi oleh pembeli yang ditujukan kepada perusahaan untuk memesan barang yang diinginkan. Berisi nama pemesan, alamat lengkap, jenis barang, harga barang, dan cara pembayaran.






 Gambar 4.1 Surat Pesanan
CV. Lestari Motorindo

1.   Faktur Penjualan

Formulir yang digunakan untuk mencatat tagihan atas barang yang telah dikirimkan kepada konsumen / pelanggan. Berisi Nomor dan tanggal faktur, Nomor dan tanggal surat pesanan, Syarat pembayaran, Nama dan NPWP Konsumen, Keterangan barang yang dibeli, beserta harga. Dan dituliskan ketentuan bahwa faktur ini bukan bukti pembayaran.

















Gambar 4.3  Faktur Penjualan
CV. Lestari Motorindo



1.  Prosedur Penjualan Cash/ Tunai

Dalam prosedur ini, setelah sales force melakukan negosiasi dan closing dengan calon konsumen, maka tahap-tahap berikutnya adalah sebagai berikut:

Konsumen S.F    SPV  PIC   Kasir  PDIman   A.S    Driver
Membuat Otorisasi
SP

Otorisasi

Pembay

aran










Mengirim Barang ke Konsumen

Keterangan :
S.F
= Sales Force

SPV
= Supervisor

PIC
= Kepala Cabang

PDIman = Pre Delivery Inspection

A.S
= Admin Sales

Gambar 4.3 Diagram Alir Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
CV. Lestari Motorindo Palembang

2.  Prosedur Penjualan Kredit

Dalam hal pendanaan penjualan motor secara kredit pada perusahaan telah bekerja sama dengan FIF, WOM, OTO, MTF, ADIRA, HD, dan MANDALA. Yang kemudian nantinya penagihan akan dilakukan kepada pihak-pihak tersebut diatas oleh bagian A/R Control perusahaan. Dalam prosedur ini, setelah sales force melakukan negosiasi dan closing dengan calon konsumen, maka tahap-tahap berikutnya adalah sebagai beikut :



Hal-4



serah terima barang, dan kwitansi / bukti penerimaan.
1.    Bukti serah terima barang.

Bukti tertulis bahwa barang yang dipesan konsumen telah diterima. Berisi merk/type, warna, no. faktur, tanggal faktur, serta nama konsumen dan NPWP.





Gambar 4.4 Diagram Alir Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan
Kredit CV. Lestari Motorindo
Palembang

Sistem akuntansi penerimaan kas yang diterapkan pada CV. Lestari Motorindo masih dilakukan secara manual dan tergolong sederhana.

1.  Fungsi Penerimaan Kas.

Dalam transaksi penerimaan kas, fungsi yang bertanggung jawab sebagai penerima kas baik dari penjualan tunai/kredit, pembayaran atas jasa perbaikan atau servis yang telah dilakukan oleh perusahaan itu dipegang oleh kasir.

2.  Fungsi Akuntansi.

Fungsi ini mempunyai tugas mencatat, mengelompokkan, dan membuat laporan serta analisa keuangan untuk report pihak intern maupun ekstern.

Selain fungsi, salah satu pendukung dari kegiatan operasional perusahaan, khususnya untuk kegiatan penerimaan kas baik dari penjualan tunai/kredit, yaitu formulir yang digunakan. Adapun formulir yang terkait dalam prosedur penerimaan kas CV. Lestari Motorindo terdiri dari bukti


 
















Gambar 4.5 Bukti Serah Terima
Barang CV. Lestari Motorindo

1.        Kuitansi / bukti penerimaan.

Dokumen ini digunakan untuk mencatat penjualan tunai. Dokumen ini dipegang oleh bagian kasir. Lengkap dengan tanggal pembayaran, jumlah, nama yang melakukan pembayaran, dan alasan untuk pembayaran.













Gambar 4.6  Kwitansi / Bukti
Penerimaan CV. Lestari Motorindo

Ilustrasi alur sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dan penjualan kredit pada CV. Lestari





Hal-5



Motorindo dapat dilihat pada gambar berikut ini :




Membuat
Mengeluarkan



OP
Barang



Membuat
Terima
FPT
Uang

Membuat

Kwitansi






Keterangan : FPT (Faktur Penjualan Tunai)

Gambar 4.8 Ilustrasi Diagram Alir

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas dari Penjualan Tunai CV. Lestari
Motorindo Palembang

Dan untuk penerimaan kas yang berasal dari penjualan kredit, alurnya agak sedikit berbeda dengan penjualan tunai tersebut diatas. Hal ini dikarenakan adanya keterlibatan bagian piutang dan bagian penagihan sebagai perantara dalam penerimaan kas dari konsumen. Berikut alur sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan kreditnya :


Membuat



DPD


Membuat



OP



Membuat
Melakukan


Faktur
Penagihan






Terima Cek
Dibandingkan


dan dibuatkan


& SP
bukti setoran


Keterangan:

DPD : Daftar Piutang yang Ditagih
SP : Surat Pemberitahuan
DSP : Daftar Surat Pemberitahuan


Disetor ke Bank

Gambar 4.9 Diagram Alir Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
dari Penjualan Kredit CV. Lestari
Motorindo Palembang



5  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1        Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas CV. Lestari Motorindo Palembang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.    Pada sistem informasi akuntansi penjualan, perusahaan belum memiliki flowchart terkait dengan prosedur kegiatan penjualan, padahal flowchart ini bisa digunakan sebagai pendukung dalam melaksanakan pendistribusian dokumen-dokumen yang ada dan bagian-bagian atas dokumen tersebut terlihat lebih jelas, serta terlihat jelas adanya pemisahan fungsi dalam perusahaan. Dengan belum adanya flowchart tersebut pada CV. Lestari Motorindo Palembang, masih ditemukan perangkapan fungsi yang dijalankan oleh fungsi piutang yang merangkap fungsi penagihan. Dari hal tersebut ditakutkan menimbulkan masalah karena dua pekerjaan dilakukan oleh 1 orang, yaitu oleh A/R Control dalam hal piutang dan penagihan Apalagi dengan jumlah piutang yang tidak sedikit setiap bulannya.


2.    Pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas, perusahaan belum memiliki prosedur penerimaan kas dan flowchart tertulis yang jelas, sehingga menyebabkan kegiatan penerimaan kas bisa saja berjalan kurang efektif dan menyebabkan pengedalian internal menjadi lemah karena pedoman atau prosedur yang ada kurang jelas dan tidak ada penjelasan secara tertulis untuk aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan perusahaan. Selain itu perusahaan tidak langsung menyetorkan uang yang diterima ke bank pada hari itu juga, hal ini bisa menyebabkan penyalahgunaan oleh bagian kas kalau tidak disetorkan pada hari itu juga. Dan tidak ada penghitungan saldo kas secara periodik dan mendadak oleh pemeriksa intern karena perusahaan belum memiliki auditor intern. Sehingga menyebabkan setiap kesalahan baik yang disengaja


Hal-6



ataupun tidak disengaja akan sulit dideteksi.

5.2   Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan untuk mengantisipasi permasalahan dalam sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang ada adalah sebagai berikut :

1.    Perusahaan perlu membuat flowchart penjualan untuk mendukung kegiatan penjualan, serta akan lebih memperjelas dokumen, formulir, dan fungsi yang terkait didalamnya. Fungsi piutang sebaiknya dipegang oleh orang yang berbeda dengan fungsi penagihan. Sehingga, tugas dari masing-masing fungsi dapat dikendalikan oleh 2 orang yang berbeda agar pengawasan dapat dilakukan dengan baik.

2.    Perusahaan sebaiknya membuat SOP dan flowchart secara tertulis untuk kegiatan penerimaan kas, sehingga tindakan yang dilakukan oleh karyawan lebih terarah karena adanya pedoman. Selain itu jumlah kas yang diterima setiap harinya langsung disetorkan pada hari itu juga ke Bank. Hal ini dapat mengurangi banyaknya kemungkinan resiko yang dapat terjadi terhadap kas. Serta perusahaan harus memiliki auditor intern untuk melakukan penghitungan saldo kas secara periodik dan mendadak. Sehingga kecil kemungkinan terjadi kecurangan dalam perusahaan terkait kegiatan penjualan dan penerimaan kas.

DAFTAR PUSTAKA

[1]     Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati 2011, Sistem Informasi Akuntansi,
Andi Offset, Yogyakarta.

[2]     Djanegara,   H.   Moemahadi   Soerja

2005, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Efektivitas Pelaksanaan Pengendalian Intern, Diakses 18 September 2013, dari http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?t



abID=52&prang=Djanegara%2C+Moe rmahadi+Soerja.

[3]     Hall, James A 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta

[4]      Hilmawan, Rendy 2009, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas pada PT. Gracia Kreasi Rotan., Diakses 28 Oktober 2012, dari http://papers.gunadarma.ac.id/index.ph p/economy/article/download/388/348.

[5]     Jr., Raymond McLeod, dan George P. Schell 2011, Sistem Informasi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta

[6]     Krismiaji 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

[7]     Mardi 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Ghalia Indonesia, Bogor.

[8]     Mulyadi 2010, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

[9]     Romney. B.Marshall 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.

[10]  Sanusi, Anwar 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat,Jakarta.

[11]   Silalahi, Rina 2008, Analisis Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT. Trubus Media Swadaya Medan, Diakses 30 September 2013, dari http://repository.usu.ac.id/simplesearch ?query=sistem+informasi+alat&sort_b y=0&order=DESC&rpp=10&etal=0&s tart=50

[12]  Sugiyono 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfa Beta, Bandung.

[13]  Tuerah, Serny 2013, Evaluasi Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Pengeluaran Kas pada

Hal-7



UD. Roda Mas Manado, Diakses 18 September 2013, dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e mba/search/authors/view?firstName=S erny&middleName=&lastName=Tuera h&affiliation=Universitas%20Sam%2 0Ratulangi%20Manado&country=ID

[14]  Yos, Feto Daan 2009, Analisis Sisttem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai untuk Meningkatkan Pengendalian Intern pada PT. Gendish Mitra Kinarya, Diakses 19 September 2013, dari http://gunadarma.ac.id/library/articles/ graduate/economy/2009/Artikel_2120 5531.pdf












































Hal-8






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS