JURNAL PERSAINGAN USAHA
Jurnal komisi
pengawasan persaingan usaha (KPPU)
Praktek Monopoli
dalam Pelayanan Taksi Bandara di Seluruh Indonesia
Studi kasus :
Bandara Hang Nadim
Oleh : Berla Wahyu Pratama,edisi 1 tahun 2009
Kata
Kunci : Bandara, Jasa, Tarif, Taksi
Selvi
Andeslin (28211853)
Kelas
2 EB 08
Tulisan
softskill, Mata Kuliah Aspek Hukum dalam
Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Gunadarma, 2011-2012.
Tanggal
: 24 April 2013
BAB II
Tinjauan
Pustaka
1.
Pengertian
Taksi
Menurut pengertiannya Taksi adalah jenis angkutan umum yang
biasanya menggunakan mobil sedan untuk mengangkut penumpangnya. Tarif taksi
dihitung melalui dua cara, yaitu:
a.
Menggunakan argometer - dihitung secara
otomatis berdasarkan jarak yang ditempuh
b.
Berdasarkan kesepakatan - penumpang dan
pengemudi membuat kesepakatan tarif sebelum atau sesudah perjalanan.
Perbedaan utama
antara taksi dengan angkutan umum lainnya adalah terletak pada jumlah
penumpangnya. Taksi hanya dapat memuat 4 penumpang didalamnya, dan penumpang
tersebut biasanya berada dalam satu kelompok.
(www.wikipedia.org)
2.
Monopoli
Monopoli adalah suatu pasar dimana hanya
ada satu penjual dan perusahaan yang menentukan harga produknya sendiri (Price Maker). Gambar di bawah ini akan
menjelaskan bagaimana jika suatu perusahaan kompetitif berubah menjadi
perusahaan monopoli, dimana hanya ada satu perusahaan.
Sumber : Pyndick, Robert S, 1999, Jakarta.
Mikroekonomi.Fourth Edition. Prenhalindo
Keterangan :
Q = Penjualan
(monopoli),
Q1 = Penjualan pertama,
Q2 = Penjualan kedua,
P1 = Harga penjualan pertama,
P2 = Harga penjualan kedua.
Diketahui bahwa slope kurva permintaan miring ke
kanan bawah, setiap adanya peningkatan produksi akan menyebabkan penurunan
harga. Kesimpulannya adalah dengan peningkatan total output monopoli akan menurunkan harga pasar.
3.
Surplus
Konsumen
Surplus
konsumen merupakan aplikasi penting dalam ilmu ekonomi. Surplus konsumen
mengukur agregat manfaat yang diperoleh konsumen dengan membeli barang di
pasar.
Surplus konsumen merupakan perbedaan
antara berapa jumlah yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk sebuah barang
dengan berapa jumlah yang sebenarnya dibayar konsumen apabila membeli suatu
barang. Dalam suatu kurva, apabila kurva permintaan buka garis lurus, surplus
konsumen diukur oleh daerah di bawah kurva permintaan dan di atas garis harga.
Sumber : Pyndick, Robert S., 1999, Jakarta.
Mikroekonomi.Fourth Edition. Prenhalindo
4.
Surplus
Produsen
Surplus produsen merupakan jumlah
keseluruhan unit yang diproduksi dari selisih antara harga pasar barang dengan
biaya produksi marjinal. Jika biaya marjinal meningkat, harga produk tersebut
lebih tinggi dari biaya marjinal setiap unit yang diproduksi. Surplus produsen
dapat dirumuskan sebagai selisih antara penerimaan perusahaan dengan variabel
total. Daerah QABQ’ dikurangi ADCQ’. Jadi bila
biaya tetap positif dalam jangka pendek, maka surplus produsen lebih besar dari laba atau keuntungan.
Keterangan
:
Laba
= P = R - VC - FC
Biaya produksi dapat mempengaruhi
surplus produsen dari suatu perusahaan. Perusahaan dengan biaya yang lebih
tinggi, surplus produsennya lebih sedikit, sedangkan dengan biaya yang lebih
rendah, surplus produsennya akan lebih banyak.
0 komentar:
Posting Komentar